Kamis, 01 Desember 2016

Mie Ayam dan Perkembangannya di Indonesia

Mie ayam, siap sih yang ngga kenal makanan yang satu ini. Hampir di setiap tempat kita bisa menemukan makanan ini, mulai dari pinggir jalan sampai restoran. Selain mempunyai rasa yang enak, mie ayam juga memiliki kandungan gizi yang terbilang komplit, dari mulai karbohidrat, protein, dan gizi yang didapat dari sayuran pelengkap mie ayam.

Mie Ayam aslinya dari Cina Selatan terutama dari daerah-daerah pelabuhan seperti Fujian dan Guandong. Setelah gerakan besar imigrasi orang-orang Arab dan Cina pada 1870 ke Jawa karena politik keterbukaan imigran Pemerintahan Hindia Belanda maka berkembang kantong-kantong pemukiman penduduk timur asing. Orang Belanda bilang "Vreemde Oosterlingen". 
Meledaknya peningkatan penduduk dari Cina Selatan ini menambah preferensi selera makan. Apalagi dalam budaya cina peranakan terkenal dengan budaya menikmati hidup, artinya "Elo kalo makan jangan tanggung-tanggung yang banyak dan enak sekalian". Bagi kaum peranakan cina kerja habis-habisan harus diganti dengan makan enak dan hidup nyaman. Nah dari filosofi hidup enak makan enak lahirlah mie ayam ini.
Perkembangan mie ayam tak terlepas dari gerakan besar masakan "caudo". Lidah kita menyebutnya soto. "Caudo" melanda nusantara terutama pesisir Jawa setelah habisnya Perang Diponegoro 1825-1830. Awalnya "caudo" hanya dikenal di Lamongan dan Kudus. Jenis caudo ini bening karena mengambil filsafat "wening ing ati" atau beningnya hati. Tapi lama kelamaan kuah soto Kudus dan Soto Lamongan tidak sebening di awalnya, karena dapat ketambahan bumbu-bumbu (terutama `koya’ terbuat dari udang tumbuk seperti ebi).

Setelah era soto pada 1880 pada suatu perayaan Cap Go Meh di Semarang, Kong Koan (perkumpulan elite peranakan) mengundang ahli masak-masakan cina untuk berlomba. Bahan dasar yang digunakan itu mian (mie) berbahan dasar tepung terigu dan tepung beras, mifen (bihun), mian xian (misoa), lumian (lomi), guotiao (kwetiau) juga dipake ravioli alias bianshi atau yang kita kenal sebagai Pangsit. Selain bahan berbasis tepung beras lomba itu juga menyajikan perlombaan masak jenis-jenis tim sum (dim sum) seperti ruo bao (bapao), ruo zong (bacang), nunbing (lumpia). Yang memenangkan lomba untuk kategori bahan dasar terigu dan tepung beras adalah peranakan dari Batavia dan pemenang kategori Tim Sum adalah seorang ibu peranakan cina dari Bandung.

Mie ayam jadi salah satu type makanan yang dapat disebut telah demikian menjamur di kelompok orang-orang. Tidak sama dengan type mie umum, tetapi mie ayam, biasanya dilengkapi dengan bermacam type makanan pelengkap seperti ayam, kuah yang cukup kental, serta sawi serta lain sebagainya. Mie ayam telah banyak ditemukan di banyak tempat seperti di pinggir jalan serta di jual dengan harga yang cukup bermacam namun masih tetap sesuai sama ukuran kantong kita. 

Di Kedai 3 Naga kamu bisa mendapatkan mie ayam dengan berbagai varian isian dan tentu saja dijamin enak dan bikin ketagihan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar