Membicarakan kota yang satu ini, pasti tidak akan ada habisnya. Bisa dibilang, Bali merupakan surga-nya Indonesia. Disini kamu bisa menemukan berbagai hal, mulai dari pantainya, berbagai tempat wisatanya, budayanya, sampai makanannya.
Kali ini kita tidak akan membahas soal, tempat wisata, budaya, ataupun pantainya. Yang akan kita bahas adalah soal keberagaman makanan khas Bali.
Siapa yang tidak pernah mendengar tentang Ayam Betutu? Menu yang satu ini tidak boleh dilewatkan dalam daftar wisata kuliner kalian di Bali. Ini sudah menjadi icon makanan khas Bali. Jika kamu suka masakan pedas, bersiaplah untuk jatuh cinta dengan Betutu yang berlimpahkan rempah-rempah dengan tekstur pedas yang bikin ketagihan!
Uniknya, bumbu tersebut dimasukan ke bagian dalam perut ayam kampung. Lantas dagingnya dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang menggunakan bara api sekam yang memakan waktu hingga 24 jam, agar bisa menghasilkan rasa gurih, lembut dan pedas yang otentik.
Oh ya, Betutu ini tidak selalu identik dengan daging ayam, ada juga lho yang menggunakan bebek.
Berbeda dengan sate pada umumnya yang dagingnya ditusuk, sate lilit justru dibuat dengan cara di lilit. Sebelumnya, daging akan dicincang halus terlebih dahulu dan di ramu dengan bumbu Bali. Kemudian, di lilitkan di batang daun serai atau tangkai bambu. Rasanya di jamin empuk dan gurih! Terlebih pada sate lilit yang menggunakan batang daun serai, kamu akan mencium bau wangi yang sedap.
Pada umumnya daging yang digunakan, antara lain daging ayam, babi, ataupun ikan tenggiri. Namun, sate lilit dengan daging ikan tenggiri lah yang menjadi primadona di Bali.
Nasi Jinggo merupakan makanan khas Bali yang di bungkus dengan menggunakan daun pisang yang tidak lupa di sediakan sambal khas bali bagi para pencinta makanan pedas. Beberapa lauk yang sering kita jumpai seperti misalkan saja mie goreng, ayam suwir dan tempe goreng. Nasinya disajikan hanya sekepalan tangan orang dewasa, kamu tidak akan merasa kenyang dengan hanya menyantap satu bungkus Nasi Jinggo.
Tidak ada yang tahu pasti makna dari istilah Jinggo (Jenggo), namun konon berasal dari bahasa Hokkien jeng go yang artinya seribu lima ratus. Memang pada tahun 1997, ketika nasi ini mulai populer, sempat di bandrol dengan harga Rp 1.500, tapi sekarang rata-rata dijual di kisaran Rp 3,000 – Rp 5,000.
Jika kamu tidak memiliki cukup waktu untuk mencicipi semua menu di atas, kamu bisa menikmati beragam kuliner khas Pulau Dewata sekaligus dalam satu piring, loh!
Sate lilit, suwiran ayam sisit bumbu Basa Genep Bali, sayur urap, dan lawar ayam siap untuk disantap menemani nasi putih hangat. Nikmati kelezatan Nasi Campur Ayam Bali, ketika kalian mencampurnya dengan sambel matah dan sambel embe khas Bali.
Menariknya lagi, menu ini selalu tampil dengan lauk yang bervariasi di setiap rumah makan di Bali, misalnya ada yang menghidangkannya dengan ayam betutu, telur sambal tomat, kulit ayam goreng, daun umbi pedas, ikan pindang, maupun taburan kacang tanah goreng.
Lawar merupakan campuran sayur-sayuran dan daging cincang yang di ramu khusus menggunakan bumbu khas Bali. Memang pada umumnya Lawar diolah dengan menggunakan campuran daging babi, namun ternyata bebek entog (kuwir) juga menjadi daging alternatif yang di favoritkan oleh masyarakat Bali.
Biasanya daging entog yang sudah dicincang akan dicampur dengan potongan-potongan sayur kacang panjang dan parutan kelapa serta dilumuri bumbu Bali.
Lawar Kuwir ini akan lebih nikmat jika disantap dengan nasi putih hangat bersama sate lilit, kacang tanah, suwiran ayam betutu, dan semangkok jukut ares (sayur batang pisang).
enak banget kayanya kak
BalasHapusAyam Betutu makanan khas bali